Bu, Betapa Purba
-bagi Nurbaiti Monti Goleh
jika ‘ku pulang ibu,
dapatkah kaubaca debu di sepanjang tubuhku
jelaga di lindap mataku, batu dalam dadaku
juga psikopat dalam pepat psikologiku
jangan ibu, jangan kaubaca apa pun yang keliru
dalam tubuhku. kumohon ibu. tatap aku, terima aku,
dekap aku sebagai bayi lelakimu yang dulu
yang senantiasa suci tanpa jinabat, tanpa taubat
ada doa yang kulambungkan ke kerak kejiku ibu
bahwa aku ‘kan rapal doa putih dari celah kakimu
saat kau tidur, saat kutemukan keriput telapak kakimu
betapa purba; retak-retak semesta
Pekanbaru, 2014 - 2021
Lebih Panjang dari Tali Nyawa
terpujilah dasar jiwamu yang berakar Muhammad.
telaga Al-Kautsar senantiasa denyar di bening nadimu.
mimpi takkan pernah sampai pangeran kecil,
angan-angan akan selalu lebih panjang dari tali nyawa.
tapi doadoa pendek akan mencukupkannya.
demikian syukur kita pelihara.
Bremen, ziarah tumpah rahimmu mungkin ke tulang putih Indonesia.
ayah dan bunda adalah dua negeri tak berjarak di benua hidupmu.
yang tak mampu kita balas pada ibu,
adalah sujud sepanjang waktu,
yang tak mampu kita bayar pada ayah
adalah doa yang tak henti ditadah :
Fannan. Yaa Rahman pertemukan kami di pelupuk surga Adnan.
3 Juni 2014 – 2 November 2021
Sepiring Cinta
sepiring cinta di bumi
dipanggang matahari hati
kita makan sebelum mati
Tuhan yang seksi jadi saksi
Pekanbaru 2014 – 2021
Muhammad Asqalani eNeSTe. Adalah Pemenang II Duta Baca Riau 2018. Mengajar English Aquisition di TK Islam Annur Bastari. Mengajar English Daily Coversation di Smart Fast Education. Ia tengah gigih belajar Bahasa Spanyol. Menulis puisi sejak 2006. Ia tengah mempersiapkan buku puisinya yang kesebelas Lappidung. Puisinya tersebar di berbagai media sejak 2009. Ia memenangkan sejumlah lomba menulis, juga membaca puisi nasional. Beberapa kali diundang jadi motivator menulis. Ia mengajar puisi di KPO WR Academy dan Asqa Imagination School (AIS). Twitter: @katadentoj IG: @muhammadasqalanie. Youtube: Dunia Asqa.
1 Komentar
Inspiring.. 👍👍👍
BalasHapus