Doa Minta Kawin
Bunga di taman belakang kuyup cahaya bulan#
Embun basah di sekelilingnya#
Dan cakrawala di atas kasur merona, memesona#
Bibit cinta gugur di tubuhku, dan napas culas menggeliat di kuping dewa dewa#
Dan suara cinta mekar, lebih mekar dari Kamboja di depan rumah#
Dan hari ini aku panen, dan kawin#
Mekar cinta di jiwaku, bumi adalah lautan napsu, dan sepasang pengantin doa kawin, menggoda diriku, dan terselip keinginan di antara udara yang jalan ke langit penuh bintang: doa minta kawin#
2016
Tiba
—Langkah kaki digital nyaring.
Kuingat, dulu fiksi. Kulihat
zaman jalan di sisi api. Apakah
Ia akan bertanya padaku? Tapi
untuk apa pertanyaan kalau
kebenaran datang?
- Kuingat-ingat—
hari ini arah berganti bentuk, dan
masa depan menanti hari. Kini—
kuingat— yang pasti nyali
nenek moyang masuk ke jiwa.
Ingatan dan modal hidup
yang sederhana, kuingat, me-
menjarakan tubuhku. Kebodohan
merangkul diriku, dan teman naif
bertanya: “harus bagaimana, kawan?”
Mengapa
- putus asa? Mereka tak berdaya,
bila nyali dan arah hidup sempurna.
Angka, nilai, nama nama, dan semuanya
hanya hiasan mata, tak berdaya.
Tapi, langit tak akan turun rahmat,
kalau nyali masih begini.
- Kini, semua titik nol. Tidak, maksudku
hanya mengukur ulang, tapi,
bukan dengan pertanyaan yang sama,
tapi dengan nyali yang ber-
api api menyambut masa depan.
2021
Rahasia
cahaya dan
kegelapan adalah
hidupku. Dan jalan
hidup adalah kapal laut
yang bergoyang bersama
angin. Dan hidup adalah kata
rahasia yang nyaring di pinggiran
pelabuhan Merak.
2017
Istana
Pintu istana bagai paha
perempuan yang gurih dil
ihat. Dan aku tertawa, ada se
dikit kecewa, ketika keberanian
mataku kabur dari sampingku. La
ntai yang mewah, mengikat kakiku, d
an suara angin nyaring di kuping: Awas!
Dan kegelisahan meniduri nyaliku, seumpam
a daun dikeroyok semut, aku bimbang. Dan sisa
sisa keberanian ditutup kaca peradaban, sambil mer
angkul ia berkata: Nyeri hari ini adalah panen padi mas
a depan. Dan dalam gusar lelaki perkasa tiba, menusukku, ba
wa undang undang, dan menguburku hidup hidup: mati.
2016
Ahmad Rizki. Menggelandang di Ciputat. Kini sibuk self healing dan mendalami muara omong kosong di mana-mana. Informasi lebih intim dapat ditilik melalui Instagram @ah_rzkiii
0 Komentar