Muhammad Syahroni: Hutan Bahasa dan Puisi Lainnya


Hujan

barangkali mendung hanyalah imaji

dari seorang penyair yang terlibat perang

dengan batinnya sendiri

atau hujan adalah anak panah

yang membidik peristiwa terkecil

dari suatu kejadian tertentu

agar penyair malang itu paham

bahwa tuhan telah membasuh jiwanya

dari segala mara bahaya

 

Hutan Bahasa

kau menabur biji di kepalamu

agar tumbuh pohon berbuah kata-kata

yang dapat kau petik dan rangkai

menjadi bahasa

tetapi kau lengah terhadap petaka

bahwa biji yang tak terumat dengan baik

akan menjelma hutan belukar

di semesta kepalamu yang sumpek

terhadap tanda-tanda

 

Lukisan Seorang Anak Kecil

anak kecil menangis tengah malam begini

minta disusui ibunya

tetapi dalam lukisan itu ia hanya sendiri

dan tidak ada siapapun kecuali sepi

lalu ia menangkap sepi itu dan memakannya

agar lapar yang diderita bertahun-tahun itu lekas sirna

melalui matanya yang lugu

terkucur air langsung menuju mulutnya yang menganga

mendadak hausnya pun sirna

 

Kata-kata Sembarangan

di tembok kamar mandi dan kolong jembatan

atau bangunan-bangunan tua

kerap anak-anak menemukan kata-kata

yang gatal di mulut mereka

sehingga untuk menghilangkan rasa gatal itu

ia kerap mengeluarkan kata-kata

yang dipungutnya sembarangan

lewat mulut yang sembarangan pula

 

Muhammad Syahroni merupakan mahasiswa aktif Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lampung. Beberapa karya telah tersiar di beberapa buku antologi puisi pribadi, kolaborasi, dan kurasi nasional (Merindu Indonesia) serta di media elektronik seperti geger.id.


Posting Komentar

0 Komentar