Hujan
barangkali mendung hanyalah imaji
dari seorang penyair yang terlibat perang
dengan batinnya sendiri
atau hujan adalah anak panah
yang membidik peristiwa terkecil
dari suatu kejadian tertentu
agar penyair malang itu paham
bahwa tuhan telah membasuh jiwanya
dari segala mara bahaya
Hutan Bahasa
kau menabur biji di kepalamu
agar tumbuh pohon berbuah kata-kata
yang dapat kau petik dan rangkai
menjadi bahasa
tetapi kau lengah terhadap petaka
bahwa biji yang tak terumat dengan baik
akan menjelma hutan belukar
di semesta kepalamu yang sumpek
terhadap tanda-tanda
Lukisan Seorang Anak Kecil
anak kecil menangis tengah malam begini
minta disusui ibunya
tetapi dalam lukisan itu ia hanya sendiri
dan tidak ada siapapun kecuali sepi
lalu ia menangkap sepi itu dan memakannya
agar lapar yang diderita bertahun-tahun itu lekas sirna
melalui matanya yang lugu
terkucur air langsung menuju mulutnya yang menganga
mendadak hausnya pun sirna
Kata-kata Sembarangan
di tembok kamar mandi dan kolong jembatan
atau bangunan-bangunan tua
kerap anak-anak menemukan kata-kata
yang gatal di mulut mereka
sehingga untuk menghilangkan rasa gatal itu
ia kerap mengeluarkan kata-kata
yang dipungutnya sembarangan
lewat mulut yang sembarangan pula
Muhammad Syahroni merupakan mahasiswa aktif Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lampung. Beberapa karya telah tersiar di beberapa buku antologi puisi pribadi, kolaborasi, dan kurasi nasional (Merindu Indonesia) serta di media elektronik seperti geger.id.
0 Komentar