Intan Hafidah Nur Hansah: Bunga Malam dan Puisi Lainnya


Bunga Malam

hidup menunggu temaram

mekar setelah atsar

semerbak wewangian doa

hilang lepas malam

 

tiada putih tanpa hitam

tiada diri tanpa kehidupan

telah lama tenggelam

semakin suram

berputar dalam kubangan

diserang kumbang jalang

 

Banyumas, 2020


Tubuh Puisi

Tidak ada tubuh

paling pasrah selain puisi

perlahan waktu menelanjangi

pakaiannya yang masih rapi

 

melayani cinta sampai malam pergi

menyuarakan kisah kasih sunyi

 

mari sama-sama,

kita mulai membuka kata

siapa yang paling tak dimengerti

aku atau kau, puisi?

 

Banyumas, 2020


Bahasa Kasih Sayang

Untuk adikku: Yulia Putri Nur Rizkia

 

Kepada perempuan yang hanya

mengerti bahasa kasih sayang

pikiranmu terbang melayang

menembus logika orangorang

 

Ada sungai yang mengalir di dalam dirimu

seiring usia begitu deras, airnya sangat jernih

tak pernah kau tumpahkan di tepian mata

hanya keluh yang terpendam semakin dalam

mencipta pusaran emosi yang maha dalam

 

Tangantanganmu tak mau didiamkan

syaraf memintamu untuk terus bergerak

tak beraturan seperti angin kau hilang arah

seramuk di satu arah mencipta taupan

yang tak terhalangkan

Kakikakimu meninggalkan jejak yang penuh

seluruh tempat di muka bumi ini adalah taman

tempatmu bermain dan bermanja dengan Tuhan

 

Suarasuaramu adalah teriakan yang tak pernah terartikan

bahasa kebingungan sematamata terlihat di matamu

sementara di dalam hati kecilmu, kau bertanya

Tuhan kenapa aku berbeda?

 

Banyumas, 17 desember 2020

 

Intan Hafidah Nur Hansah, staff STAIN Press IAIN Purwokerto, mahasiswi Universitas Terbuka Purwokerto, Prodi S1 Agribisnis, dan alumni D3 Budidaya Ikan UNSOED 2020. Ia  berkegiatan di Kelas Puisi Bekasi (KPB), pengurus Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP)IAIN Purwokerto, Komunitas Kosana, Kosana Publisher, dan  sksp-literary.com.

 


Posting Komentar

0 Komentar