Putra Rico: Tanda dan Puisi Lainnya

Sekumpul Orang

kulihat seonggok kerikil bercat putih di atas makam, bersih dari warna aslinya

Bunga-bunga berwarna dan wangian asing

Rukun menghias malam

Sebelumnya, dan mungkin saja sesudah kini

Aku mendengar instrumen musik syahdu, lipur pelupuk kepada mimpi

Buaian genting-genting kaca dan anting-anting

Garpu, sendok, pisau dan piring

Nasi dan tulang-tulang sisa; susah dari pembuangan.

 

Sembari aku ialah sudut ruang yang berpikir purnama utuh

Sendirian dikepung kelam

 

     “Tidak cukup menerangi keramaian,

       Tidak terlalu gelap menyaksikanmu berciuman”

 

Kadang diriku angkuh, dan anggun sendirian.

Diam-diam kharismaku bekerja

Bayangan sukar ranting-ranting

Burung-burung hinggap terbang berserak

 

Padang, 2021

 

 

Tanda

Aku melihat ada yang suka diajar bingung

Sampai ejaan tertentu

Tanya terakhir sibuk sembunyikan curiga

Koma-koma beruntun, sebab belum titik

Kalimatnya semakin panjang

Tawanya semakin lebar

     “awas saja,

      kemudian hari

aku akan kencing

dan berselfi di depanmu,

     Tuan!”

O, tuan terbahak itu di rumah sendirian

dan menangis bersama di halaman tetangga

 

Padang, 2021

 

 

Kabarkan Laut!

Jika pelaut berlayar,

Jangan lupa menyelam dan selfi atau video call bersama Ibu Pertiwi

Berkata indah alam, terumbu karang, warna-warni ikan

unik tumbuhan laut meski hari telah larut

Meski matamu mengantuk

Meski nanti dikutuk

 

Negeriku juga dunia laut yang lucu dan menggemaskan

Hiunya suka bercanda, mengajak selam-selaman di dalam laut

Ubur-ubur mengajak sentrum-sentruman

Jika tidak itu bahaya

Semesta akan berpikir kamu mati digulung ombak atau di serang badai petir

Bukannya sedang video call (?)

 

Padang, 2021

 

 

Boneka Anjing

Kutitipkan bersama malam,

Menemani tidurmu yang ladam dan padam oleh liur

Nyenyak memeluk, mencium, dan membelai

Sesekali ia dimaki dan dicekik

Bulu-bulunya rontok atau berubah jadi kawat berduri di matamu yang sesal

 

Boneka Anjing juga si pendiam meski ocehan terus berisik

Tetap patuh walau pinta tambah banyak:

Sesal, kau sesap tanpa solusi perihal lelaki di tidurmu dalam dirinya

 

Mungkin saja setelah jarang kulihat dia trauma berat atau ketakutan gawat

Mungkin saja nyawanya hilang tengah malam dalam peluk tidurmu

“Ia tahu gadis ialah perempuan lunglai yang juga bisa membantai”

 

Padang, 2021

 

 

Ahsyudahlah

Kebebasan:

Perjuangan yang terpenjara,

Ialah cinta dan semua kesenangan

 

Manusia berupa segumpal kebodohan saraf cerdasnya

Lelah lalu lelap

Menyuap segala ratap, melahap segala tatap

 

Ah sudahlah

Amin pada aminah juga amanah

Tunduknya dosa

 

Padang, 2021

 

Putra Rico,lahir di Koto Panjang, Lintau pada Mei 1998. Menyukai kata-kata yang bergiat di taman baca Kelinci Sakti. Puisinya dimuat dalam antologi bersama, media cetak, dan daring.


Posting Komentar

0 Komentar