Ahmad Rizki: Sajak Cinta Paling Pesimis dan Puisi Lainnya

Sudah Jalani Saja Dulu

: Buat Sekar

 

Bukan hanya angin,

bukan hanya lautan, katakanlah

bahwa semua makhluk dan benda

alam semesta punya cara agar

merdeka, agar mendapatkan

tempatnya. Katakanlah,

 

bukan hanya engkau yang sengsara,

bukan juga aku dan mereka, tapi

semua kehidupan yang tak kasat

mata juga pernah berduka dan putus

asa.

 

Sudahlah! Jalankan saja

waktu itu, diputar kembali

pun percuma, agar dapat kau

temui dirimu! Mungkin, nasib

memang sialan, tapi

lebih sialan kalau kita kalah

oleh keadaan, oleh kenyataan!

 

Bukan hanya si miskin,

Bukan hanya si kaya, katakanlah

bahwa semua orang

punya kelebihan dan

kekurangan tanpa bisa ditukar, tanpa

bisa dijualbelikan. Katakanlah,

 

bukan hanya engkau yang menderita,

bukan juga aku dan mereka, tapi

semua kehidupan yang tak

kita lihat juga pernah menderita,

pernah putus asa.

 

Sudahlah. Jalankan saja

semua itu. Untuk apa

Perubahan kalau kita

masih asyik begini? Apakah

perubahan menjamin suatu

hal yang pasti baik? Kalau tidak,

bisakah kau bertahan?

 

Sudahlah! Jalani saja dulu.

 

Ciputat, 2022


Apakah Kau Akan Tetap Begini?

: Buat Aldo lemes

 

Nasib jadi orang melarat,

boro-boro mikirin masa depan,

hari-hari diuber-uber waktu

buat nyari makan, buat bayar utang.

Andaikan punya kelebihan,

barangkali hanya isapan jempol,

tak lebih keren dari jajan makanan

di pinggir jalan.

 

Tapi, kalau hidup boleh

memilih, apakah kau

akan tetap begini? Apakah mau

melulu melarat?

 

Nasib jadi orang jelek,

boro-boro mikirin simpanan,

hari-hari disibukkan mengubah diri,

mengubah kenyataan!

Andai punya kelebihan,

barangkali hanya kebetulan,

tak lebih serius dari basa-basi

kenalan, dan biasa aja.

 

Tapi, kalau boleh

memilih, apakah kau

akan tetap begini? Apakah mau

melulu jelek?

 

Nasib jadi karyawan,

boro-boro mikirin buka cabang,

hari-hari dikejar target buat

tembusin gaji bulanan, buat hidup sebulan.

Andai punya kelebihan,

barangkali hanya sebuah keberuntungan,

Tak lebih mengejutkan dari

congor bos di kantor akhir bulan.

 

Nasib jadi pengangguran,

boro-boro mikirin libur lebaran,

hari-hari disibukkan rencana

buat nyari kerja, buat nyari kehidupan.

Andai punya kelebihan,

barangkali hanya sebuah anugerah,

Tak lebih dashyat dari omongan

tetangga sebelah rumahnya.

 

Ya, nasib menang nasib!

Ya, takdir memang takdir!

 

Ciputat, 2022

 

Sajak Cinta Paling Pesimis

 

Andai aku Rahwana,

sudikah kau kucintai

tanpa Rama di hatimu?

Bolehkah tubuh dan cintamu

kuculik dan kuterbangkan

ke penjuru hidupku?

 

Kekasih, andai aku Sengkuni,

maukah kau menerima penderitaan

dan caci-maki orang-orang

untuk menggenggam sebuah

kepastian? Bolehkah aku

mengompor-ngompori dirimu untuk

selalu dan terus-menerus mencintaiku?

 

Kekasih, andai cinta

begitu, akankah kita

bunuh pesimis di antara

kau dan aku? Bolehkah

aku mengemis positif untuk

mempertahankan cinta itu,

kekasih?

 

2017

 

Sajak Cinta Sepanjang Usia

 

Kusebut lagi namamu, cintaku.

Ijinkan bulan menjaga mimpi,

menjaga gelisah dan harapan.

Sudah berceceran kata cinta

di buku dan dinding

kamarku. Tapi, cintaku, aku

ingin ucapkan cinta ini

berkali-kali sebelum pikiran hilang

memori, sebelum pikun. Sebelum

kita disibukkan waktu yang

 

sialan itu. Sebelum kita

sibuk nyari makan dan

bayar hutang. Sebelum kau

dan aku lupa akan makna cinta.

 

Kusebut lagi namamu, cintaku.

Ijinkan puisi memaki-maki kau

dan aku di hari

tanpa cerita itu. Biarlah

kejenuhan dan kesal menyatu

di atas kasur itu.

Biarlah aku kembali merayu

bibirmu, dan pipi merahmu

itu mekar sepanjang malam itu.

Ah, cinta memang begini saja.

 

Tapi, cinta sedikit punya

kejutan. Cinta juga punya

harapan. Dan, cintaku kepadamu

adalah kepastian.

 

Kusebut lagi namamu, cintaku.

Sebelum hari jadi tua,

jadi bosan atau kematian

datang menjemputku, atau apa

saja yang segera datang

menyerang kita berdua. Biarlah

kukatakan cinta ini berkali-kali.

Biarlah kukatakan cinta yang

gila dan aneh bentuknya

ini. Biarlah, biarlah kuucapkan

sepanjang waktu hidup akan

cintaku kepadamu.

 

Biarlah, biarlah semua berjalan

begitu saja. Sebelum hari

jadi tua, menjadi lupa.

Sebelum kau dan aku

tak lagi mengenal apa

itu cinta!

 

Kusebut lagi namamu,

cintaku. Biarlah kutulis

cinta ini sampai

mati. Agar dapat

kukatakan cintaku padamu

sepanjang waktu, sepanjang

usia.

 

Serpong, 2022


Ahmad Rizki, menggelandang di Ciputat. Saat ini sibuk omong kosong di @arsippuisiahmadrizki dan Gabut bersama @kasuapos.id. Adapun untuk korespondensi dapat melalui Email: ahrizki048@gmail.com atau sekadar basa-basi boleh melalui Instagram @ah_rzkiii.


Posting Komentar

0 Komentar