Ahmad Rizki: Kasidah Cinta Masa Remaja dan Puisi Lainnya

 


Kasidah Cinta Masa Remaja

 

/

setelah aku cinta padamu

rasa hidup hampir tak beda

karena cinta remaja kurasa

bias dan agak kurang bahagia.

Aku tak mencintaimu karena

mawar gugur musim semi

atau udara sejuk pegunungan

yang menggelitik di tubuhku.

Namun, cintaku padamu sekadar

bayangan hidup yang kupertaruhkan

agar terhubung oleh aliran darahmu.

 

//

kurasa setelah aku cinta padamu

udara di tubuh tak ubah sedikit jua

karena cinta remaja terlanjur

kering, kosong, dan tak

bernilai apa-apa.

Aku tak mencintaimu seperti

kupu-kupu yang berterbangan

di taman sorgawi.

Aku tak mencintaimu seperti

cahaya perak yang meleleh

di langit malam

atau nyanyian burung-burung

yang merdu di hutan Kalimantan.

Namun, cintaku padamu sekadar

lampion yang menyala di tengah

gemerlap lampu kota

atau seseorang yang termangu

sendiri menyaksikan keajaiban

masa depan.

 

///

aku cinta padamu dan

tak mengubah apa pun jua

karena kurasa cinta remaja

payah dan kurang berharga.

Aku tak mencintaimu seperti

waktu yang berpusat dalam hidupku

atau pengetahuan manusia

yang kecil dan kurang sempurna.

Namun, kurasa cintaku padamu

seperti pengertian yang tak

dapat kita mengerti, dan

jaminan pengalaman hidup

dipertaruhkan olehnya.

 

////

setelah aku cinta padamu

kurasa pengetahuan dan

kebodohan hampir serupa

karena cinta remaja tak

menjamin apa-apa.

Namun, cintaku padamu

seperti keinginan dan hasrat

manusia yang selalu ingin

bersama orang yang dicintainya.

Atau ketika sebelum kututup

usia, aliran darahku mengalir

menuju darahmu, dan mataku

dapat menikmati wajahmu dengan

dekat dan intim, selamanya.

 

Ciputat, 2022

 

Kasidah Cinta Masa Remaja I

 

Supaya langit

jiwamu berwarna, lihatlah aku.

Lihatlah, supaya

hidupmu mekar sempurna.

Lihatlah aku

dengan napas harapan yang

murni dan jumawa.

Karena cinta

remaja kukumpulkan

sepenuh kehidupan.

Supaya dapat

kukatakan cinta remaja mekar

luas biasa.

 

Ciputat, 2022

 

Kasidah Cinta Masa Remaja II

 

Setiap kasidah adalah cinta.

Cintaku padamu ialah kasidah cinta masa remaja.

Setiap kata dan irama adalah kasidah cinta.

Cintaku padamu adalah kasidah cinta paripurna.

 

Ciputat, 2022

 

Kasidah Cinta Masa Remaja III

 

Tiap waktu aku berpikir untuk menyusun kasidah cinta.

Agar dapat kunyanyikan pada Putri kencana.

Agar Putri kencana senyumnya menganga.

Tiap waktu aku berpikir untuk menyalakan lilin kehidupan.

Agar membuka lubang kemungkinan.

Agar cahaya cinta menyelinap ke hatinya pelan-pelan.

 

Saat remaja

aku kira cinta mewah

dan bahagia. Ketika arus sungai kehidupan

menggiurkan hasrat cintaku, berkeliaran ikan-ikan betina di

antara pohon-pohon kecil, semua air mata dan lelehan senyummu terasa jadi

satu, menjadi biru. Dan, aliran sungai kehidupan selalu menggoyangkan nyali menuju kursi hatimu.

 

O, tiap hari aku berpikir bahwa sudah kunikmati cinta ini.

Tiap waktu aku berpikir untuk pasrah dan apa adanya.

Agar kasidah menjadi cinta.

Agar cintaMu selalu terhubung

dengan cintaku.

 

Ciputat, 2022

 

Kasidah Flamboyan

 

Aku ingin wajahmu menerangkan

langit jiwaku, atau cahaya

memerah memancar ke hatiku.

Dan, dengan cinta kasihmu

belailah rambutku,

atau sekadar menyentuh mataku

sampai langit jiwaku senandung ria.

 

Aku ingin cintamu seperti

hasrat angin yang menggoda

kehidupan, menyelinap ke

telinga kita, dan

menggeliat ke segenap tubuh kita.

 

Aku ingin kita terus-menerus hidup

dan hampir tak ada musim gugur kehidupan, lalu nyanyian

cinta kita berdua

berhamburan ke segenap alam

gaib dan nyata.

Agar dapat kuraih Flamboyan,

atau cinta yang utuh, atau

nafasku dapat menghitung

hitam rambutmu, atau

seperti puisi yang bening

menggambarkan kemegahan cinta

kita berdua.

 

Ciputat, 2022

 

Ahmad Rizki, menggelandang di Ciputat, Tangerang Selatan. Beberapa puisi omong kosongnya termaktub di media daring. Buku puisi yang terlanjur terbit, Sisa-Sisa Kesemrawutan (2021). Informasi tambahan dapat ditemukan di Instagram @ah_rzkii email ahrizki048@gmail.com


Posting Komentar

0 Komentar