Ahmad Rizki - Tarian dan Puisi Lainnya


Dua Kutub Berlawanan

 

Kau akan mencaci puisi.

Begitu juga aku selalu

menuliskan puisi untukmu.

Selalu aku rasakan kesemrawutan

--mungkin esok tetap begini.

Sebuah bulan akan menjadi

matahari

tapi itu hanya awalan.

Semua pintu telanjur terbuka,

cepat atau lambat,

dan kita telantar di antaranya.

Tapi bahasa bahasa selalu

jadi penawaran sebelum tidur

dan mungkin kebebasan kita

dikekang olehnya.

 

Kau akan mencaci puisi.

Begitu juga aku selalu

menuliskan puisi untukmu.

Tapi semuanya tak lebih sekadar

rutinitas yang padat dan mengecewakan.

 

2022

 

Kasidah Cinta Sehabis Hujan

: Dipengaruhi Sonata No. 2: Largo - W. Szpilman

 

setelah hujan keakuan membanjiri

hidup kita

di hati kita hanya ada gerimis

dan pelan-pelan pelangi nongol

dari tuntutan, dari keadaan.

 

Masa silam menggerayangi

genangan air, suara-suara cinta

mengembara di utara

Bersabarlah, tunggulah retak jiwa

kematian.

O, inilah derita

yang kukenal seperti neraka.

 

2022

 

Hening

: Dipengaruhi lagu Moon River versi Lisa Ono

 

Keberanian mengingatkanku

pada matamu

suara-suara kehidupan dari biru matamu

menjelma geliat sepasang burung

terbang di angkasa

 

"Apa kau lihat riak sungai darahku

melambat, dan ikan-ikan mati

di antaranya?"

 

"Apakah kau dengar kasidah

sukmaku memekik alam raya?"

 

"Apa kau rasakan udara di sela

selangkangan keheningan malam ini?"

 

Cahaya matamu adalah biru

kehidupan. Bulu matamu

musim hujan yang menakjubkan.

Dan lirikan matamu adalah

hening yang menyengsarakan.

 

Keberanian mengingatkanku

pada matamu, dan sempurnalah

hening kehidupan.

 

2022

 

Tarian

: Dipengaruhi irama piano Mazurka - Chopin

 

Kubiarkan luka mengatup pecahan

pecahan waktu

(barangkali sekadar siasat)

kubiarkan masa silam menggerayangi

irama lagu kehidupan

(maka udara adalah sebuah pesanpesan)

 

Kini terbakarlah api kehidupan, sebelum

badai kesemrawutan melenyapkan harapan

 

dan sempurnalah kurasakan tarian

di sela bayang-bayang

sebab di sanalah kenikmatan menggoyang-goyangkan kehangatan.

 

2022

 

Kosong

: Dipengaruhi irama Wave karya Tom Jobim

 

Setiap cinta yang bersemayam

di tubuh kita

senantiasa pelan-pelan menguap

atau udara menjelma apa saja

yang tak pernah kita rumuskan.

Perasaan digerayangi senyawa zat mematikan

dan akhirnya kita pulang ke rumah

kekosongan, kepada kehampaan.

 

Waktu menggeliat di sela-sela kedipan mata kita.

Penyesalan adalah remang cahaya

seperti pada mulanya cinta diciptakan,

orang-orang memuji dan mempersembahkan kehidupannya

tapi pelan-pelan keringat penghianatan menggerayangi kehidupan

atau penolakan dan pemberontakan

mengguncang pikiran, dan menusukkan

senyum ke dada tanpa perasaan.

 

Setiap cinta yang bertahan

di tubuh kita adalah embusan

waktu yang remang meratap perasaan

 

dan guncangan senyum kehidupan

menusukkan pikiran dan perasaan

o, akhirnya cinta menganga

dan kita tak jua dapatkannya.

 

2022

 

Ahmad Rizki, menggelandang di Ciputat. Beberapa puisinya tersebar di beberapa media daring. Buku puisinya yang telah terbit: Sisa-sisa Kesemrawutan (2021), Sebuah Omong Kosong Cinta Masa Remaja (2022).

 

Instagram @ah_rzkiii

Email: ahrizki048@gmail.com


Posting Komentar

0 Komentar